Senin, 23 Maret 2015

laporan observasi bk di sekolah



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari konselor kepada konseli agar tercapainya kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan serta dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.
Konselimg merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (face to face relationship) maupun secara kelompok oleh seorang ahli (konselor) agar konseli dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalahnya, sehingga berkembang menjadi pribadi yang bermakna, baik bagi dirinya sendiri, maupun orang lain, dalam rangka mencapai kebahagiaan bersama.
Bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Bimbingan dan Konseling merupakan unit yang seharusnya ada di setiap lembaga pendidikan mulai dari tingkatan sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Karena upaya mengantarkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya tidak cukup hanya ditangani guru atau orangtua saja tetapi membutuhkan peran dari berbagai pihak. Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual dan sistem nilai. Karena itu pendidikan harus seimbang, yang hanya tidak mampu mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis tetapi juga kemampuan mengembangkan diri yang sehat dan produktif. Jadi layanan BK tidak hanya mengatasi masalah siswa/siswi yang bermasalah saja, melainkan lebih pada optimalisasi potensi, sehingga mereka mamapu menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. persoalannya adalah bahwa peserta didik belum mampu mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana keadaan pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Sukomoro?
2.    Bagaimana pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah?
3.    Bagaimanakah pihak-pihak yang terkait terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Sukomoro?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui bagaimana keadaan pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Sukomoro
2.    Untuk mengetahui bagaimana pandangan siswa dan siswi terhadap Bimbingan dan Konseling di sekolah
3.    Untuk mengetahui bagaimanakah pihak-pihak yang terkait terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Sukomoro

D.  Metode
Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu:
1.    Teknik observasi langsung (pengamatan), dalam teknik ini penulis mengamati melalui proses konseling yang dilakukan oleh Guru BK dan siswa ketika penulis melakukan observasi.
2.    Wawancara
a.    Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling, dalam teknik ini penulis membuat susunan pertanyaan yang akan menjadi panduan dalam wawancara dengan guru mengenai pelayanan bimbingan dan konseling beserta daya dukungnya.
b.    Wawancara dengan beberapa siswa SMAN 1 Sukomoro terkait layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah mereka.
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk poin-poin dan narasi sebagai penjelasan dari hasil observasi. Setelah itu penulis melakukan analisis terhadap hasil observasi dan menyajikan dalam bentuk laporan tertulis observasi.
BAB II
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A.  Gambaran objek
1.    Identitas Guru Bimbingan dan Konseling (Narasumber)
Nama                 : Agus Nuralim S,Pd
Jabatan               : Guru Bimbingan dan Konseling
Lama menjabat  : 12 Tahun
2.    Identitas Murid (Narasumber)
Nama                 : Binty Muzdalifah
Kelas                  : XI IPA 1
3.    Pelaksanaan Observasi
Tanggal              : 27-28 Februari 2015
Waktu                : 08.30 - Selesai
Tempat               : Ruang Bimbingan dan Konseling SMAN 1 Sukomoro
                                 Kelas XI IPA 1 SMAN 1 Sukomoro
B.  Hasil Observasi
1.    Hasil Wawancara
a.    Wawancara dengan guru
1)   Bagaimana pelaksanaan Bk di SMAN 1 Sukomoro?
o   Pelaksanaan Bk di SMAN 1 Sukomoro sudah berjalan sesuai dengan fungsi-fungsi BK yang sudah ada. Ya Seprti fungsi fasilitasi, fungsi pencegahan, fungsi perbaikan dan fungsi penyembuhan.
o   Untuk penanganan siswa yang bermasalah kami menggunakan DCM (Data Catatan Siswa). Mungkin untuk DCM sendiri masih diperuntukan bagi siswa yang bermasalah saja, yang antara lain:
-        Siswa yang terlambat
Nah untuk siswa yang terlambat kami pasti memasukan data-data kedalam buku catatan. Seberapa banyak siswa terlambat, Seberapa banyak siswa mengulangi keterlambatan tersebut, dan beberapa alasan yang dicatat setiap kali terlambat.
-        Siswa bolos sekolah
Begitupun juga bagi siswa yang membolos, hal yang kami lakukan juga sama seperti siswa yang terlambat kami memasukan tindakan mereka kedalam catatan siswa. Perlu juga digaris bawahi yang menulis catatan ini bukan kami melainkan siswa yang bermasalah itu sendiri.
Penggunaan catatan ini sendiri sangat membantu tugas kami sebagai seorang guru BK untuk pedoman dan informasi kami agar kami memperbaiki dan menyembuhkan masalah-masalah seperti terlambat dan membolos tersebut. Dan setidaknya kami bisa mencegah perilaku tersebut.
2)   Masalah apa saja yang sering bapak tangani?
Mungkin sudah saya jelaskan untuk pertanyaan diatas ya. Paling sering kami tangani adalah masalah siswa yang membolos dan siswa yang terlambat. Untuk siswa yang membolos ini kami paling tegas untuk mengambil tindakan. Ya mungkin karena kami peduli dengan masa depan mereka jadi ya tindakan tegas ini pasti kami ambil sebagai solusi untuk masalah mereka.
*   Jika siswa membolos sekolah lebih dari 3 kali, kami pasti akan memanggil mereka ke ruang BK untuk menanyakan siswa tersebut tentang alasan mereka membolos dan sebagainya. Mungkin setelah bertanya-tanya kami pasti memberikan arahan kepada mereka agar siswa tersebut tidak mengulangi lagi.
*   Jika siswa tersebut masih mengulangi hal yang sama kami akan memangambil tindak lanjutan yakni bekerja sama dengan bagian kesiswaan mengenai hal tersebut. Mungkin dengan peringatan dan arahan saja masih belum cukup menyadarkan siswa tersebut. Kalau sudah masuk ke ranah kesiswaan ya pasti ada punishment (hukuman) yang akan diberikan agar menimbulkan efek jera kepada siswa tersebut.
*   Jikalau kedua hal tersebut sudah tidak lagi mempan ya pilihan kan cuma satu ambil tindakan lanjutan yakni memanggil orang tua/wali siswa tersebut dan berembuk bersama untuk penangan kasus ini.
3)   Selama ini apa saja tugas guru BK di SMAN 1 Sukomoro?
     Ya banyak. Kami selalu membuat agenda perbulannya mengenai berbagai hal. Untuk paling dekat ini saja ya mengenai studi lanjut siswa kami selalu berusaha terus update mengenai informasi-informasi tentang jalur masuk perguruan tinggi. Entah itu SNMPTN, SBMPTN maupun jalur Mandiri. Setelah kami mendapat informasi yang cukup, lalu kami segera mengolahnya dan secepat mungkin kami beritahukan kepada para siswa. Tidak hanya itu kami selalu berkomunkiasi dengan alumni sekolah ini (SMAN 1 Sukomoro) yang berhasil melanjutkan ke perguruan tinggi agar mau untuk setidaknya bersosialisasi mengenai hal-hal yang berkenaan dengan studi lanujutan kepada para siswa. Tidak hanya sampai disitu kami bekerja sama dengan instansi swasta penyedia layanan bimbingan belajar untuk melaksanakan tryout sebagai antisipasi jika ada siswa yang masih belum bisa lolos lewat jalur SNMPTN agar siap menghadapi ujian SBMPTN.
4)      Apakah keberadaan BK di SMAN 1 di perlukan dan apa manfaatnya?
Ya kalau menurut kami sebagai guru BK ya tentu saja kami manjawab perlu. Toh hasilnya juga bisa dilihat kan, Anda (observer) sekarang bisa masuk perguruan tinggi kan tentu saja salah satunya dari informasi yang kami berikan. Tidak hanya itu seiring berjalannya waktu dengan bantuan BK di SMAN 1 sukomoro tanpa harus bermaksud megesampingkan perangkat-perangkat sekolah yang lain, tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan sekolah bisa ditekan semaksimal mungkin. Mutu sekolah pun semakin meningkat dengan prestasi-prestasi yang ditunjukkan siswa. Mungkin sekolah ini yang dulunya dipandang sebelah mata sekarang setidaknya mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang telah menjadi favorit sejak lama.
5)      Bagaimana fungsi BK dan siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan BK di SMAN 1 Sukomoro?
Semua terlibat langsung dalam pelaksanaan BK di SMAN 1 Sukomoro. Mulai Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran, dan kami sebagai Guru BK. Tidak hanya itu saja mengenai pengentasan masalah siswa Kesiswaan dan orang tua siswa juga terlibat langsung dalam pelaksanaan BK di SMAN 1 Sukomoro.
b.   Wawancara dengan siswa
1)   Apa saja pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan Guru BK?
Pelayanan yang diberikan oleh Guru Bk adalah pemecahan masalah kepada siswa yang mengalami masalah dalam dirinya, mengawasi siswa yang tidak mematuhi tata tertib, dan menjadi tempat curhat siswa.
2)   Apakah guru Bk adalah tempat penyelesaian masalah?
Iya, karena ketika proses konseling biasanya guru BK memberikan solusi terhadap masalah siswa-siswanya.
3)   Masalah apa saja yang ditangani oleh Guru BK?
Masalah pribadinya, masalah dengan teman sekelas seperti bertengkar, masalah dengan keluarganya, dan masalah siswa yang tidak mematuhi tata tertib sekolah seperti bolos sekolah, tidak memakai dasi atau sepatu, dls.
4)   Apakah kamu pernah berkonsultasi dengan Guru BK? Berkonsultasi tentang apa?
Pernah. Ya banyak. Bisa masalah pribadi, bisa masalah tentang akademik, atau ,masalah sama teman sekelas. Ya kadang kalau galau dan tidak bisa berkonsentrasi dengan mata pelajaran saya sering curhat ke BK.
5)   Apakah pandanganmu tentang guru BK di sekolah?
Guru BK di sekolah saya kurang memberikan pengarahan kepada siswa-siswinya, kebanyakan sih ngurusin siswa yang bermasalah saja. Misalnya siswa bolos yang paling sering.
6)   Apakah Guru BK di sekolah diperlukan ? dalam hal apa ?
Ya, sangat diperlukan. Dalam berbagai urusan, utamanya dalam masalah akademik. Guru BK sangat bermanfaat bagi sekolah saya dan Guru BK sangat diperlukan disekolah, karena guru BK sangat membantu siswa dalam memecahkan masalah siswa dan mengurus siswa yang bermasalah.

C.  Pembahasan
1.      Pelayanan BK di SMAN 1 Sukomoro
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Sukomro berjalan baik dengan program-program yang telah direncanakan oleh guru BK. Pelaksanaan Bk di SMAN 1 Sukomoro sudah berjalan sesuai dengan fungsi-fungsi BK yang sudah ada. Seperti fungsi fasilitasi, fungsi pencegahan, fungsi perbaikan dan fungsi penyembuhan. Namun, masih banyak fungsi-fungsi dan asas-asas BK yang masih belum berjalan sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang Bimbingan dan konseling. Pelayanan Bimbingan dan konseling yang ada di SMAN 1 Sukomoro masih cenderung mengatasi siswa yang bermasalah saja, dan belum bisa mencapai keseluruhan siswa. Mungkin hal ini belum bisa berjalan karena tenaga pekerjanya hanya 2 orang saja. Untuk mau melaksanakan program maksimal juga memerlukan tenaga yang banyak. Program Bimbingan dan Konseling agar bisa berjalan maksimal maka diperlukan tenaga yang cukup untuk memberikan layanannya. 1 guru BK memberikan layanan kepeda untuk setidaknya 150 siswa.
Walaupun masih banyak kekurangan yang ada pada pelayanannya, keberadaan Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Sukomoro diperlukan bagi siswa karena salah satunya bisa dilihat dalam prgram BK sebagai tempat siswa mendapatkan informasi-informasi lebih lanjut mengenai keputusan mereka tentang akademik dan permasalahan mereka mengenai akademik mereka, seperti pemilihan jurusan IPA dan IPS sampai Informasi menegenai studi lanjut tentang pemilihan jurusan di Preguruan Tinggi beserta jalur masuknya. Kembali pada permasalahan jumlah tenaga kerjanya sehingga banyak fungsi BK yang belum bisa dilaksanakan maksimal. Jika tenaga kerja untuk program BK ditambah mungkin selanjutnya program BK di SMAN 1 sukomro akan berjalan jauh lebih baik dari sekarang. Dan semua itu memerlukan waktu dan proses.
2.      Pandangan siswa-siswi SMAN 1 Sukomoro
Siswa-siswi sukomoro menganggap bahwa BK merupakan tempat mereka untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi terhadap permasalahan mereka, menjadi tempat curhat siswanya, dan tempat untuk berkonsultasi. Mungkin karena masih sering mengurusi siswa yang bermasalah maka banyak siswa yang masih enggan untuk berkonsultasi tentang masalahnya baik mengenai akademik maupun pribadi karena takut dianggap sebagai siswa “nakal”. Meski begitu masih ada siswa yang memberanikan diri hanya sekedar untuk curhat maupun bertanya mengenai masalah yang berkenaan tentang akademiknya.
3.      Pihak-pihak yang terkait sehubungan dengan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan team-work yang berarti dalam hal ini bimbingan dan konseling merupakan kerja sama antar komponen dalam sekolah seperti kepala sekolah, guru, dan staf tata usaha untuk mendukung pelayanan bimbingan dan konseling disekolah. Selain team-work dalam komponen layanan bimbingan dan konseling juga terdapat komponen dukungan sistem, yang mana dukungan sistem tersebut meliputi sarana prasana yang dimiliki oleh guru BK, seperti ruang konseling kelompok dan individul, serta komputer untuk mengolah data siswa.
Di SMAN 1 Sukomoro semua terkait dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling seperti kepala sekolah dan guru. Tidak hanya itu saja mengenai pengentasan masalah siswa Kesiswaan dan orang tua siswa juga terlibat langsung dalam pelaksanaan BK di SMAN 1 Sukomoro guna untuk segera menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Pada dasarnya bimbingan dan konseling di SMAN 1 Sukomoro telah berjalan sesuai dengan prinsip, fungsi dan asas bimbingan dan konseling meskipun banyak yang belum maksimal. Perbandingan jumlah guru BK dengan jumlah siswa masih kurang, tetapi hal tersebut bisa ditangani dengan terbentuknya kerjasama antara guru BK dengan perangkat sekolah lainnya bahkan mengikut sertakan peran orang tua.
Anggapan bahwa BK merupakan polisi sekolah mulai pudar meski belum sepenuhnya hilang, hal ini dibuktikan dengan adanya kesadaran pada diri siswa untuk datang langsung ke Ruangan BK untuk mendapatkan layanan BK.
B.  Saran
1.      Sebaiknya Guru BK tidak seharusnya hanya mengurus siswa yang bermasalah saja, tetapi seluruh siswa berhak mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
2.      Sebaiknya Untuk lebih memaksimalkan daya dukungnya maka BK perlu untuk segera melaksanakan standar yang sudah ada yakni 1 Guru BK menangani 150 siswa.
3.      Sebaiknya Kesadaran murid diperlukan untuk bisa merubah image polisi sekolah yang disandang oleh Guru BK dan tanpa terlepas dari usaha Guru BK itu sendiri untuk bisa merubanya.
4.      Sebaiknya Murid harusnya lebih berani untuk melakukan proses konseling, untuk sesegera mungkin mengentaskan masalahnya.